Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Psikologis Penonton dari Paparan Berita Kriminal di TV

 Setiap hari, berbagai saluran televisi menyajikan berita kriminal, mulai dari kasus pencurian, pembunuhan, kekerasan, terorisme hingga kejahatan-kejahatan lainnya yang terjadi di sekitar kita. Dengan akses informasi yang semakin luas, berita kriminal kini bukan lagi sekadar laporan insidental,

melainkan bagian rutin dari konsumsi media sehari-hari. Namun, seberapa besar dampak dari paparan berita semacam ini terhadap psikologi penontonnya? Banyak orang menganggap menonton berita kriminal sebagai hal yang wajar—bahkan perlu—untuk meningkatkan kewaspadaan. Namun, dikutip dari united-states-of-earth penelitian menunjukkan bahwa terlalu sering menyaksikan berita kriminal dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang, baik secara sadar maupun tidak. Dari meningkatnya kecemasan hingga perubahan dalam cara pandang terhadap dunia, paparan yang berlebihan bisa memiliki konsekuensi serius.

Jadi, apakah berita kriminal hanya sekadar memberikan informasi, atau justru membentuk cara kita berpikir dan merasakan tentang kehidupan sehari-hari? Artikel ini akan membahas berbagai dampak psikologis yang mungkin muncul akibat seringnya menonton berita kriminal di televisi serta bagaimana cara mengatasinya.


1. Meningkatkan Kecemasan dan Ketakutan Berlebihan

Salah satu dampak paling nyata dari seringnya menyaksikan berita kriminal adalah meningkatnya kecemasan dan ketakutan. Penelitian dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa paparan berita negatif yang berulang dapat meningkatkan stres dan ketidakamanan individu, bahkan jika kejadian tersebut tidak langsung berhubungan dengan kehidupan mereka.

Mengapa ini bisa terjadi?

berita kriminal


  • Otak manusia secara alami lebih responsif terhadap berita negatif dibandingkan berita positif. Ini dikenal sebagai negativity bias.
  • Melihat kejahatan terus-menerus membuat kita merasa dunia semakin berbahaya, meskipun statistik menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas di beberapa negara justru menurun.
  • Paparan berita kriminal yang terus-menerus dapat membuat seseorang merasa seolah-olah mereka bisa menjadi korban berikutnya, bahkan di lingkungan yang sebenarnya aman.

Sebagai contoh, seseorang yang sering menonton berita tentang pencurian dan perampokan di kota mereka mungkin akan lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Namun, jika kewaspadaan ini berubah menjadi paranoia, seperti takut keluar rumah atau berinteraksi dengan orang asing, maka dampaknya sudah masuk ke ranah yang lebih serius.


2. Mempengaruhi Persepsi Terhadap Realitas Sosial

Sering menonton berita kriminal juga dapat membentuk cara seseorang memandang dunia. Ini terkait dengan teori Mean World Syndrome yang dikemukakan oleh George Gerbner, seorang peneliti komunikasi.

Apa itu Mean World Syndrome?

Teori ini menyatakan bahwa orang yang sering terpapar kekerasan di media cenderung percaya bahwa dunia ini lebih berbahaya dari kenyataan sebenarnya. Misalnya:

  • Seorang ibu yang sering menonton berita penculikan anak bisa menjadi terlalu protektif terhadap anaknya, bahkan dalam situasi yang seharusnya aman.
  • Orang yang sering melihat berita tentang korupsi bisa kehilangan kepercayaan terhadap institusi pemerintahan, bahkan ketika ada kebijakan yang sebenarnya positif.

Efek dari perubahan persepsi ini bisa berdampak besar, baik pada tingkat individu maupun sosial. Masyarakat yang dipenuhi ketidakpercayaan dan ketakutan akan lebih sulit untuk membangun interaksi sosial yang sehat.


3. Mengganggu Kesehatan Mental

Dampak psikologis dari berita kriminal tidak hanya terbatas pada kecemasan, tetapi juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi, stres berkepanjangan, hingga gangguan tidur.

Bagaimana berita kriminal mempengaruhi kesehatan mental?

  1. Memicu reaksi stres berlebihan

    • Saat melihat berita kriminal, tubuh dapat bereaksi seperti menghadapi ancaman nyata: jantung berdebar lebih cepat, otot menegang, dan tingkat stres meningkat. Jika ini terjadi terlalu sering, bisa menyebabkan gangguan kecemasan.
  2. Mengganggu kualitas tidur

    • Menonton berita kriminal sebelum tidur bisa membuat pikiran tetap aktif dan sulit beristirahat. Rasa khawatir dan ketakutan dapat mengganggu siklus tidur, menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.
  3. Meningkatkan risiko depresi

    • Berita yang berisi kekerasan dan kejahatan dapat membuat seseorang merasa putus asa terhadap kondisi dunia, terutama jika mereka sudah rentan terhadap gangguan suasana hati.

Dalam jangka panjang, paparan terus-menerus terhadap berita kriminal tanpa adanya keseimbangan dari berita positif dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.


4. Menyebabkan Desensitisasi terhadap Kekerasan

Di sisi lain, terlalu sering melihat berita kriminal juga bisa menimbulkan efek sebaliknya: seseorang menjadi tidak lagi merasa terganggu atau peduli terhadap kekerasan yang terjadi di sekitar mereka. Ini disebut dengan desensitization effect.

Ketika seseorang terus-menerus melihat gambar atau video kekerasan di berita, mereka bisa mulai menganggapnya sebagai sesuatu yang "biasa saja". Akibatnya:

  • Kepekaan terhadap penderitaan orang lain berkurang.
  • Rasa empati terhadap korban kriminalitas melemah.
  • Orang menjadi kurang terdorong untuk mengambil tindakan sosial atau membantu mereka yang terkena dampak kejahatan.

Misalnya, jika seseorang setiap hari menonton berita tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga, mereka mungkin akan mulai menganggapnya sebagai sesuatu yang "normal" dan tidak lagi merasa perlu untuk bertindak atau peduli.


5. Bagaimana Cara Mengurangi Dampak Negatifnya?

Tidak bisa dipungkiri bahwa berita kriminal memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan. Namun, jika dampaknya sudah mulai mengganggu keseharian dan kesehatan mental, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

Batasi konsumsi berita kriminal

  • Jangan terlalu sering menonton berita kriminal, terutama sebelum tidur. Pilih waktu tertentu dalam sehari untuk mengonsumsi berita agar tidak berlebihan.

Seimbangkan dengan berita positif

  • Carilah berita yang inspiratif atau membahas solusi dari masalah yang ada. Jangan hanya fokus pada sisi negatif dunia.

Evaluasi sumber berita

  • Pastikan sumber berita yang dikonsumsi tidak menggunakan teknik sensationalism (penggiringan opini berlebihan) yang hanya bertujuan untuk meningkatkan rating tanpa mempertimbangkan dampaknya pada penonton.

Lakukan aktivitas relaksasi

  • Jika merasa cemas setelah menonton berita kriminal, lakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, olahraga ringan, atau membaca buku yang positif.

Tetap bersosialisasi

  • Jangan biarkan rasa takut mengisolasi diri dari kehidupan sosial. Berinteraksi dengan orang lain bisa membantu mendapatkan perspektif yang lebih seimbang tentang dunia.

Kesimpulan: Bijak dalam Mengonsumsi Berita Kriminal

Berita kriminal memang penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan memahami realitas sosial. Namun, paparan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada psikologi penonton, mulai dari meningkatnya kecemasan, perubahan persepsi dunia, hingga gangguan kesehatan mental.

Sebagai konsumen berita, kita perlu lebih bijak dalam menyaring informasi yang kita terima. Batasi konsumsi berita kriminal, imbangi dengan konten positif, dan tetap jaga keseimbangan mental. Jangan biarkan berita membuat kita hidup dalam ketakutan yang berlebihan.

Sekarang, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasa berita kriminal berdampak pada cara pandangmu terhadap dunia? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Posting Komentar untuk "Dampak Psikologis Penonton dari Paparan Berita Kriminal di TV"