Berani Mengeluh
Ketakutan adalah hal paling manusiawi pada manusia, entah ketakutan dalam bentuk phobia maupun ketakutan terhadap sesuatu yang belum pasti.
Namun bukan berarti manusia tidak bisa keluar dari rasa takut tersebut, karena pada dasarnya apapun bentuk ketakutan manusia adalah refleksi dari pemikiran manusia terhadap suatu hal, dan ketika manusia melakukan sebuah perbuatan tidak ada istilah ketakutan dalam perbuatan. Semua kembali kepada jalan pikiran masing2 untuk menilai apakah sesuatu itu cukup menakutkan atau tidak.
Seperti halnya para pemburu sarang walet di tebing2 curam, yang harus memberanikan diri menghadapi medan yang bagi sebagian besar orang termasuk kategori sangat menakutkan. Hanya bermodalkan pengaman seadanya mereka berani mengesampingkan resiko jatuh dari ketinggian tebing.
Apakah mereka tidak takut? bukan mereka bukannya tidak takut tapi mereka berani mengambil resiko. Orang yang berani bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap apa yang harus dihadapinya tapi lebih menekankan ketercapaian tujuan daripada menimbang2 rasa takutnya.
Berani menghadapi masalah dan berani bertanggung jawab, sekiranya itulah keberanian yang susah ditunjukkan oleh pucuk pimpinan negeri ini, ketika kasus2 besar menanti dan masing2 pihak mengklaim untuk tidak dipersalahkan dengan situasi yang ada, justru kepala negara bersikap pasif dan seperti biasa menjadi seorang safety player.
Ketika gonjang ganjing kasus century dan bibit candra misalnya presiden bukannya berani mengambil sikap tegas malah membiarkan masing2 pihak yang bersengketa bermanuver dan saling menyerang. Ketidak beranian ini ditunjukkan dengan membentuk tameng tim tim ad hoc maupun lembaga2 baru yang memiliki kewenangan absurb. Dengan demikian presiden menimpakan porsi tanggung jawabnya pada lembaga2 yang ada di bawahnya.
Hermannya, ketika resiko kompor meleduk hampir setiap hari, semakin banyak nyawa melayang, dan aparat di bawahnya saling lempar tanggung jawab presiden malah asik berduka cita dengan mengungkapkan keluh kesahnya terhadap kritik pedas yang dilontarkan masyarakatnya.
Ah memang untuk urusan curhat dan mengeluh aku acungi jempol coz Presiden kita memang masuk kategori berani dalam urusan mengeluh, sedangkan untuk berani mengambil sikap tegas rasanya harus nunggu deket2 akhir masa jabatan.
Sapiku gemar melenguh
SBYku gemar mengeluh
Rakyatku tubuhnya melepuh
Sykurin deh luh
gambar pertama nyolong punya suara merdeka keduax dari kaskus
Namun bukan berarti manusia tidak bisa keluar dari rasa takut tersebut, karena pada dasarnya apapun bentuk ketakutan manusia adalah refleksi dari pemikiran manusia terhadap suatu hal, dan ketika manusia melakukan sebuah perbuatan tidak ada istilah ketakutan dalam perbuatan. Semua kembali kepada jalan pikiran masing2 untuk menilai apakah sesuatu itu cukup menakutkan atau tidak.
Seperti halnya para pemburu sarang walet di tebing2 curam, yang harus memberanikan diri menghadapi medan yang bagi sebagian besar orang termasuk kategori sangat menakutkan. Hanya bermodalkan pengaman seadanya mereka berani mengesampingkan resiko jatuh dari ketinggian tebing.
Apakah mereka tidak takut? bukan mereka bukannya tidak takut tapi mereka berani mengambil resiko. Orang yang berani bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap apa yang harus dihadapinya tapi lebih menekankan ketercapaian tujuan daripada menimbang2 rasa takutnya.
Berani menghadapi masalah dan berani bertanggung jawab, sekiranya itulah keberanian yang susah ditunjukkan oleh pucuk pimpinan negeri ini, ketika kasus2 besar menanti dan masing2 pihak mengklaim untuk tidak dipersalahkan dengan situasi yang ada, justru kepala negara bersikap pasif dan seperti biasa menjadi seorang safety player.
Ketika gonjang ganjing kasus century dan bibit candra misalnya presiden bukannya berani mengambil sikap tegas malah membiarkan masing2 pihak yang bersengketa bermanuver dan saling menyerang. Ketidak beranian ini ditunjukkan dengan membentuk tameng tim tim ad hoc maupun lembaga2 baru yang memiliki kewenangan absurb. Dengan demikian presiden menimpakan porsi tanggung jawabnya pada lembaga2 yang ada di bawahnya.
Hermannya, ketika resiko kompor meleduk hampir setiap hari, semakin banyak nyawa melayang, dan aparat di bawahnya saling lempar tanggung jawab presiden malah asik berduka cita dengan mengungkapkan keluh kesahnya terhadap kritik pedas yang dilontarkan masyarakatnya.
Ah memang untuk urusan curhat dan mengeluh aku acungi jempol coz Presiden kita memang masuk kategori berani dalam urusan mengeluh, sedangkan untuk berani mengambil sikap tegas rasanya harus nunggu deket2 akhir masa jabatan.
Sapiku gemar melenguh
SBYku gemar mengeluh
Rakyatku tubuhnya melepuh
Sykurin deh luh
gambar pertama nyolong punya suara merdeka keduax dari kaskus
Posting Komentar untuk "Berani Mengeluh"