Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My first story; remembering and respecting

Remembering

Weeew ternyata jadi manusia yang mengenal kata cinta tuh susah susah gampang. Dulu pertama kali kenal namanya cewe tiap hari mangkal di ujung gang cuma buat nyawer klo si empunya nama lewat.. Nguber-nguber dari pagi sampe sore, berhubung masih belum ada fasilitas SMS, terpaksa langganan kertas surat cinta yang gambarnya warna-warni dan wanginya oke punya. Hampir tiada hari tanpa bikin surat cinta, saking gebleknya sehari bisa nulis berlembar surat itupun minimal diposting 2 x dengan bantuan mak comblang sehari pagi dan sore....jyaaaaahhh kayak sikat gigi aja... dari sana baru mau bales klo udah numpuk setinggi kotak makannya. Jan, hidup memang kejam itu juga balesannya rata2 satu-dua kalimat...

Sorry aku ga tertarik
Kamu cari cewe lain aja

No What What....Tetap tegar demi menggapai mimpi. Korban pertama jelas celengan bumbung, duit2 receh cuma jadi taruhan buat barter sama kertas wangi di toko sebelah, keki juga sebenernya tiap dateng ke toko langsung dikasih sodoran beberapa pilihan paling ajib. Itu belum untuk nyuap tengkulak2 mak comblang yang suka menghiperboliskan kata2 biar mau dititipin surat.

Lumayan juga berkat kerajinan ngrayu gombal, akhirnya datanglah job dari anak2, rata2 minta tolong bikinin surat cinta yang romantis. Bweeeh gapapa lay namanya juga temen tak bikinin tapi jangan lupa sawerannya. Simbiosis mutualisme tersebut berlanjut sampai tahun ke tiga, parahnya semua anak2 yang aku bikinin surat cinta proposalnya langsung tembus dalam 1-2 hari. Sementara sang pujangga harus nunggu 3 tahun buat dapet royalti.

Keki tapi ga papa berbuah manis pada akhirnya, kita jadian... tiap ada anak nanya definisi cinta menurutku, jawabannya diplomatis banget

Cinta itu perasaan yang sangat indah yang pernah tercipta di hati manusia.....

Perjuangan selama 2 tahun ngejar hanya bertahan 2/5 bulan itupun hancur gara2 kemakan gossip, apa lacur nasi sudah jadi bubur... yang harus dilakukan kejar lagi dan lagi....

Sayangnya kita harus pisah ranjang, aku harus melanjutkan SMA di Jogja sementara dia melanjutkan di Bumiayu. Jarak yang memisahkan membuat koneksi putus nyambung tergantung sama BTS dan kekuatan sinyal, meskipun di Jogja juga sempat lirik-lirik cewe lain tapi konsentrasi tetep ada sama yang di Bumiayu. Ibarat yang di jogja cuma kos, klo rumah aslinya tetap yang pertama.

Kelar SMA aku mudik buat ngajakin dia kuliah di Jogja tp sayang kondisi keluarga ga memungkinkannya kuliah, alhasil aku gagal mboyong dia ke Jogja, meskipun love story akhirnya berlanjut setelah vakum 3,5 tahun. 1,5 tahun kita jalan sampai akhirnya keadaan benar2 memisahkan kita selama2nya, entah alasan dijodohkan atau memang terintimidasi sama orang ketiga akhirnya kandaslah story itu. Tahun 2005 aku resmi menyandang status duda kembang... orang bilang tanpa cinta seperti orang buta tanpa tongkat, memang aku sempat limbung, meskipun itu ga membuatku balik ke dunia hitamku lagi (baca juga; Pernah Hitam) Tapi mulai dari situ aku menyadari semua yang kita awali akan berakhir entah dengan happy ending atau malah kagol kayak cinta pertamaku.

Respecting

Cukup lama juga untuk mengikhlaskan yang namanya cinta pertama, maklum sudah mendarah daging selama 7 tahun. Pun begitu aku sadar aku ga mungkin masih mencita-citakan cinta pertamaku. Satu-satunya jalan adalah mengikhlaskannya menjadi milik orang lain. Untuk mengalihkan perhatian aku mencari pelarian, minimal untuk mengurangi porsi pikiranku terhadap dia, pelarianku tertuju pada seorang wanita lain, yup hanya sebatas pelarian sebatas pengalih pikiran saja, untuk menetralisir down syndrom gara2 patah hati. Ternyata trik ku ini cukup berhasil menjagaku tidak jatuh dalam penyesalan terhadap kegagalan cinta.

Berbeda dengan sakit gigi, sakit hati hanya ada di pikiran kita, ketika kita memujanya maka akan semakin perih dan mengiris tapi ketika kita tidak berfikir tentang rasa sakit itu, dia tak akan mampu melukai kita.

Aku bersyukur sekarang meskipun aku tak lagi memilikinya minimal aku sudah belajar banyak dari rasa cintaku padanya. Aku belajar memahami dan menghargai jalan pikiran seorang wanita, belajar sabar, perhatian dan tanggung jawab, mungkin yang aku pelajari belumlah seberapa tapi minimal aku punya gambaran bagaimana bersikap terhadap mereka yang datang setelah dia.

Aku mengerti Tuhan tidak memberikan dia di akhir perjalananku
Tuhan menghadirkannya hanya untuk membentuk aku
Membentuk definisi cinta bagiku
Menjadikannya sebatas tempat aku belajar kegagalan dan kesalahanku
Tempat aku mengoreksi kekurangan2ku untuk dia yang datang setelahnya
Tuhan tak akan memberikanku wanita terindah
Sebelum aku mampu menjadi sempurna
Sebelum kekuranganku mampu aku singkirkan

Aku akan terus berjalan
Aku akan terjatuh dan bangkit kembali
Sampai saatnya nanti
Ketika sayapku telah berkilau dengan indahnya
Aku akan menemukanmu

Cinta terakhirku


---------------------------------------
dedicated to my first love;
aku tak pernah menyesal mencintaimu
karenamu aku menjadi pantas untuk dia yang datang setelahmu
terima kasih cinta

Posting Komentar untuk "My first story; remembering and respecting"