Benarkah semua agama benar?
Ada suatu pertanyaan yang cukup sensitif dalam hal ini. Agama adalah salah satu hak asasi yang paling sensitif di muka bumi ini. Sebenarnya bukanlah hal yang tabu ketika kita beranggapan bahwa agama kitalah yang paling benar. Hanya saja ketika kita berada di lingkungan masyarakat yang heterogen kita dihadapkan pada kenyataan bahwa agama kita tidak selalu sama dengan mereka, disinilah ditekankan sikap untuk saling hormat menghormati antar para pemeluk agama yang berlainan.
Sayangnya dari tradisi saling menghormati itulah terkadang kita terjebak pada pembauran nilai agama kita yang terdegradasi oleh nilai - nilai estetika masyarakat yang tercipta karena persinggungan ini. Anjuran untuk hormat menghormati dalam bidang muamalah ternyata banyak disalah artikan masyarakat untuk bersikap terlalu toleran dan permisif. Salah satu hal yang paling sering kita jumpai adalah makin banyaknya pemimpin negeri ini baik pemimpin pemerintahan maupun pemimpin umat muslim yang dengan khidmat duduk bersama para pendeta dan pastur untuk merayakan hari Natal.
Bukankah Nabi Muhammad pernah diberi wahyu yaitu surat Al Kafiruun, yang berisi ketegasan untukku agamaku dan untukmu agamamu? Bahwa Muhammad tidak akan menyembah Tuhan yang orang kafir sembah dan orang kafir tidak akan pernah menyembah Tuhan yang kita sembah. Lalu untuk apa para ulama kita bahkan pucuk pimpinan dari organisasi - organisasi muslim terbesar menghadiri perayaan Natal? dimana esensi surat Al Kafiruun itu di benak mereka?
Kalaupun mereka (para ulama tersebut) dan kaum - kaum sekuler nasionalis lintas agama memprotes ketentuan Islam sungguh mereka adalah orang - orang fasik yang bodoh. Untuk apa kita merayakan peribadatan umat lain yang jelas - jelas dalam Islam dikatakan bahwa hanya Islam agama yang benar dan diridhoi Allah? Jika kita merayakan Natal bukankah kita membenarkan kekafiran kaum Nasrani? Sedangkan sudah jelas dalam Al- Qur'an dan Assunnah bahwa tidaklah dibenarkan untuk menyembah Tuhan selain Allah SWT?
Jika ada ucapan - ucapan bodoh dari kaum sekuler yang berteriak bahwa ini adalah bentuk saling hormat menghormati antar pemeluk agama, bahwa ini kebebasan berkespresi dan menyampaikan pendapat, bahwa itu adalah wujud itikad baik dalam berBhineka Tunggal Ika. Bahkan sampai dengan bodohnya membawa kekonyolan ini dengan LSM HAM di seantero dunia, itu hanya akan menunjukkan betapa dangkalnya ilmu mereka, betapa mereka seperti katak dalam tempurung yang harus dibukakan matanya seberapa sempit pandangan hidupnya. Bahwa mereka sama sekali tidak menyadari esensi yang sesungguhnya. Katakanlah pada mereka kaum muslim liberal, kaum kafir, nasionalis sekuler, liberal bahwa Islam mengatur semua hal di dunia ini dengan ketentuan yang pasti dan tidak ambigu, tidak bercampur baur dan saling meniadakan.
Jika mereka menyatakan pernyataan MUI yang mengharamkan memperingati Natal maupun mengucapkan selamat pada hari raya agama lain adalah pelanggaran HAM maka saya menantang mereka kaum kaum tersebut, jika mereka Nasrani janganlah sungkan untuk sholat di masjid tiap hari Jum'at dan Kebaktian di gereja tiap minggu, Jika mereka Hindu sembahyanglah di Pura seperti biasa dan bawalah dupa - dupa itu ke dalam masjid. Jika mereka muslim sholatlah kalian di vihara tepat dihadapan Sang Budha di arah timur. Saya yakin cuma kebodohan yang sesat yang akan memberanikan diri mereka untuk menerima tantangan saya yang sangat tidak masuk akal. Begitupun gembar - gembor kaum sekuler yang sok ' melindungi kebebasan HAM' dan anti Islam! itu cuma bullshit!!!
Justru andaikan mereka pun benar - benar berani melakukannya cuma akan menambah daftar ketidakmampuan berfikir mereka, ketidak logisan jalan pikiran mereka selama ini. Bahwa mereka tidak menghormati satupun agama di dunia ini baik agama yang mereka anut maupun menghormati agama - agama lainnya. Saya pikir ini setingkat lebih bodoh dari Lia Aminudin dan Beghavan Sai Baba yang mengaku sebagai Tuhan.
Apa sih Natal itu yang umat Islam tahu? apa yang menjadikan hari itu istimewa untuk kaum Nasrani? Bukankah tanggal kelahiran Yesus kita peringati di bulan ke 4 tahun Masehi? Bukankah Kenaikan Isa Almasih (Nasrani sebut hari Paskah) Terjadi di bulan Mei? Lalu apakah itu Natal? Bukankah hari itu merupakan hari dewa Matahari yang disembah kaum romawi?
Lalu bukankah lebih afdol jika melakukan ritual doa lintas agama, karena semua agama pada dasarnya kan baik dan mengajarkan kebaikan? Andai kata Tuhan hanya menyetujui salah satu agama dari semua agama di dunia bukankah doa kita terkabul karena semua agama hadir disana dan berdoa bersama? Setidaknya satu doa akan dikabulkan dengan cara itu?
Ini adalah pertanyaan dan pernyataan konyol yang pernah dilontarkan pada saya, jika pernyataan semua agama adalah baik dan mengajarkan kebaikan itu saya sangat setuju. Tapi persetujuan saya hanya sebatas sampai disitu karena semua agama pada dasarnya mengajarkan untuk berbuat baik, saling menghormati menyayangi, melarang perbuatan keji dan merugikan orang lain. Tapi saya katakan semua agama itu baik tapi tidak semua agama itu benar. Karena prinsip 'tidak semua agama itu benar'-lah yang membuat orang secara sadar dan tidak sadar memilih, memeluk dan mem-benar-kan agamanya sendiri. Bukankah itu juga yang menjadikan alasan seorang biksu tidak mau sholat walaupun tau gerakan sholat ternyata dapat menjadi terapi kesehatan? karena sholat tidak masuk dalam kurikulum sang Budha. Inilah mengapa banyak agama karena walaupun sama - sama mengajarkan kebaikan namun tidak bersumber dari kebenaran yang sama.
Dalam ajaran Islam bermacam agama bisa dibagi menjadi 2 yaitu agama Samawi dan Agama Bumi, Agama Samawi adalah Agama yang diturunkan lewat wahyu Tuhan lewat Malaikat dan kitab - kitabnya Yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Sedangkan sisanya adalah Agama Bumi seperti Hindu, Budha, Konghucu, Sinto dan sebagainya.
Agama bumi tidak dikenal oleh Allah SWT karena Allah tidak pernah mewahyukan satupun ayat pada mereka, dengan demikian tersisa 3 Agama yang bersumber dari Zat yang sama. Sementara itu prinsip ketiga agama Samawi adalah Agama Tauhid yang berarti meng-Esakan Tuhan, disinilah letak perbedaan selanjutnya dari ketiga Agama Samawi, Nasrani dengan Trinitas-nya telah menyalahi Ke-Tauhidan Tuhan sekaligus mengingkari Bapak mereka sendiri yaitu Abraham (Ibrahim) yang bersumpah bahwa Tuhanku adalah Allah yang tidak aku persekutukan dengan apapun. Lalu bagaimana mungkin setelah pengakuan Abraham muncullah 2 Tuhan lain (Roh Kudus dan Yesus) yang menjadi wujud lain Tuhan Abraham? Dengan demikian batal-lah kebenaran yang diakui Nasrani. Yahudi pun demikian dari Keturunan Isacc (Ishak putra Ibrahim) Mereka tidak segan - segan tidak hanya mengkafiri nabi mereka sendiri Musa AS tapi juga membunuh Nabi - nabi yang dikirimkan kepada mereka. Bahkan menolak syariat baru yang saat itu yang dibawa Isa Al Masih. Ketidakpatuhan terhadap perintah Tuhan ini yang membuat Yahudi menjadi bangsa terlantar selama puluhan Abad sampai pada hari ini menjajah tanah Palestina. Yang tersisa tinggal Islam sebagai agama terakhir yang diturunkan pada Muhammad keturunan Ismail(Samuel) putra Ibrahim. Disini ajaran Tauhid Ibraham tetap menjadi tempat yang paling dasar dari semua ajaran Islam, dan disinilah Allah meridhai Islam sebagai agama yang haq dimuka bumi.
Bagaimana agama Bumi? Secara pribadi saya tidak terlalu mengenal agama - agama itu karena memang tidak tercantum secara pasti dalam Al - Quran dan Sunnah. Tetapi yang saya lihat beberapa agama itu memiliki banyak kesamaan yaitu dengan mempercayai banyaknya dewa, tentu saja ini mengingatkan kita pada banyak peradaban dunia yang mengakui banyak dewa mulai Mesir Kuno, Arab Kuno, Mohenjodaro, Yunani dan Romawi, China sampai peradaban Aztec, Maya dan Inca di Amerika latin, semua mengakui adanya banyak dewa yang memiliki tugas masing - masing. Apakah ini adalah tanda bahwa agama - agama ini lahir bukan dari sumber Ke-Tuhanan melainkan bersumber dari kebutuhan peradaban? Adanya dewa kematian, dewa kehidupan, dewa Tertinggi, dewa pembawa rejeki, dewa perang, dewi bulan, dan lain lain. Seolah menyatakan bahwa mereka membutuhkan dewa - dewa sebagai figur pelindung terhadap apa yang sedang dan akan terjadi. Misalnya kebutuhan akan Dewa perang di Yunani dan Romawi, Dewi Isis penjaga kematian Mesir, dan Dewa Keberuntungan di Cina. Sebagai pelindung dan pengayom yang harus ditaati dan disembah supaya tidak menimbulkan gangguan yang tidak diinginkan, meskipun Hindu mengakui Sang Hyang Widhi dan Budha mengakui Sidharta Gautama sebagai Tuhan, tetapi umat hindu banyak menyembah dewa2 lain, seperti Syiwa, Wisnu, Brahma, saya kurang mengerti bagaimana strata dari 3 dewa hindu tersebut terhadap Sang Hyang Widhi apakah seperti konsep Trinitas atau konsep lain. Sementara Budha meski tidak menyembah dewa dewi tapi meyakini dan berdoa pada Kwan Im(mungkin saya terobsesi dengan film Sun Go Kong yang menyatakan banyaknya dewa dalam kisah perjalanan ke barat). Lalu benarkah dalam ajaran Budha jika seseorang berdharma sepenuh hati lalu bisa diangkat menjadi Budha? susah dibayangkan jika manusia yang baik akhirnya menjadi salah satu Budha(Tuhan) yang disembah pengikutnya. Apakah Budha / Syiwa adalah Tuhan bagi mereka jika benar mengapa Syiwa hanya bisa merusak? sedangkan Wisnu yang harus mengayomi? Benarkah manusia bisa menjadi Budha? Jika Syiwa / Budha bukan Tuhan lalu apa peran mereka dalam agama mereka? apakah sebagai Nabi yang mengajarkan/ Malaikat yang menjaga atau sesuatu yang baru yang saya belum tahu esensi kehadiran mereka di agama masing - masing?
Bukan saya bermaksud untuk tidak menghormati agama lain seperti Nasrani, Hindu dan Budha tetapi saya ingin mengungkapkan bahwa apapun agama yang berbeda dengan kita pasti kita akan menemukan kejanggalan - kejanggalan dalam ajaran mereka seperti yang saya rasakan terhadap agama - agama ini, mungkin begitu pula yang anda rasakan terhadapa ajaran Islam, namun jika anda menelusuri inti masing - masing ajaran anda akan menemukan satu agama yang hati nurani anda sendiri pun tidak akan mampu menyangkalnya. Satu agama yang anda tidak menemukan sesuatu yang bisa anda bantah, satu agama yang logika anda tidak bisa mengingkarinya, itu karena anda telah menemukan agama yang baik dan benar teruji dari segi kebaikan dan kebenarannya, dari orisinalitas dan kejernihan konsep, dari isyarat -isyarat kebenaran ilmu pengetahuan sampai solusi permasalahan di dunia ini. Karena anda tidak akan menemukan satupun sistem di dunia ini baik sistem agama, hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, yang mampu menyamai keunggulan, keluasan pengetahuan, kedalaman ilmu dan keniscayaan yang akan datang yang ada hanya di dalam sebuah sistem agama saja.
Jadi meskipun sama - sama baik dan mengajarkan kebaikan tetapi cuma satu agama yang benar cuma satu agama yang orisinil, yang tidak mengalami revisi dari sejak diturunkan, ditetapkan dan digunakan. Cuma satu agama yang benar dan diridhai Tuhan, Agama yang mengatur tata cara kehidupan manusia yang kompleks dari kelahiran sampai kematian, dari awal zaman sampai akhir zaman, yang mengatur cara bersosialisasi dengan dunia dan beribadah pada Tuhan, karena Tuhan cuma mau disembah dengan tata cara penyembahan sesuai yang Tuhan inginkan, yang Tuhan ajarkan lewat kalam-Nya. Dimana Dia tidak dipersekutukan dengan benda dan mahluk apapun di dunia ini.
Lalu jika tidak semua agama benar lalu bagaimana nasib orang - orang baik yang tidak tersentuh dakwah Islam yang mengajarkan kebaikan dan mencegah kemunkaran, tidakkah Tuhan berlaku tidak adil pada mereka?
Nabi Muhammad pernah ditanya oleh sahabat - sahabatnya siapakah mereka yang akan masuk surga? Mereka yang masuk surga adalah 3 golongan yaitu orang - orang muslim, para ahli kitab sebelum kedatanganku dan membenarkan Nabi mereka lalu terakhir sekelompok orang yang dalam hidupnya dipenuhi kebaikan, mencegah dirinya dari kemunkaran dan meyakini kebenaran Tuhan dengan tidak mempersekutukanNya dengan benda apapun.
Jadi untuk apa kita merayakan penyekutuan terhadap Allah SWT? Apakah ada Tuhan lain yang akan menerima kita jika Allah SWT menolak kita? akan lari kemanakah kita jika semua alam semesta dan isinya adalah milik Allah SWT? Adakah Tuhan lain?sedangkan semua adalah milik Allah. Rupanya kita semua umat muslim harus belajar kembali, memenuhi surau - surau dan majelis - majelis untuk menimba kembali ilmu Islam yang lama kita tinggalkan. Baik dari ulama, pemerintah dan rakyat biasa harus kembali melakukan kalibrasi ulang dirinya sendiri selama ini menggunakan pedoman Al Qur'an dan As Sunnah.
Sayangnya dari tradisi saling menghormati itulah terkadang kita terjebak pada pembauran nilai agama kita yang terdegradasi oleh nilai - nilai estetika masyarakat yang tercipta karena persinggungan ini. Anjuran untuk hormat menghormati dalam bidang muamalah ternyata banyak disalah artikan masyarakat untuk bersikap terlalu toleran dan permisif. Salah satu hal yang paling sering kita jumpai adalah makin banyaknya pemimpin negeri ini baik pemimpin pemerintahan maupun pemimpin umat muslim yang dengan khidmat duduk bersama para pendeta dan pastur untuk merayakan hari Natal.
Bukankah Nabi Muhammad pernah diberi wahyu yaitu surat Al Kafiruun, yang berisi ketegasan untukku agamaku dan untukmu agamamu? Bahwa Muhammad tidak akan menyembah Tuhan yang orang kafir sembah dan orang kafir tidak akan pernah menyembah Tuhan yang kita sembah. Lalu untuk apa para ulama kita bahkan pucuk pimpinan dari organisasi - organisasi muslim terbesar menghadiri perayaan Natal? dimana esensi surat Al Kafiruun itu di benak mereka?
Kalaupun mereka (para ulama tersebut) dan kaum - kaum sekuler nasionalis lintas agama memprotes ketentuan Islam sungguh mereka adalah orang - orang fasik yang bodoh. Untuk apa kita merayakan peribadatan umat lain yang jelas - jelas dalam Islam dikatakan bahwa hanya Islam agama yang benar dan diridhoi Allah? Jika kita merayakan Natal bukankah kita membenarkan kekafiran kaum Nasrani? Sedangkan sudah jelas dalam Al- Qur'an dan Assunnah bahwa tidaklah dibenarkan untuk menyembah Tuhan selain Allah SWT?
Jika ada ucapan - ucapan bodoh dari kaum sekuler yang berteriak bahwa ini adalah bentuk saling hormat menghormati antar pemeluk agama, bahwa ini kebebasan berkespresi dan menyampaikan pendapat, bahwa itu adalah wujud itikad baik dalam berBhineka Tunggal Ika. Bahkan sampai dengan bodohnya membawa kekonyolan ini dengan LSM HAM di seantero dunia, itu hanya akan menunjukkan betapa dangkalnya ilmu mereka, betapa mereka seperti katak dalam tempurung yang harus dibukakan matanya seberapa sempit pandangan hidupnya. Bahwa mereka sama sekali tidak menyadari esensi yang sesungguhnya. Katakanlah pada mereka kaum muslim liberal, kaum kafir, nasionalis sekuler, liberal bahwa Islam mengatur semua hal di dunia ini dengan ketentuan yang pasti dan tidak ambigu, tidak bercampur baur dan saling meniadakan.
Jika mereka menyatakan pernyataan MUI yang mengharamkan memperingati Natal maupun mengucapkan selamat pada hari raya agama lain adalah pelanggaran HAM maka saya menantang mereka kaum kaum tersebut, jika mereka Nasrani janganlah sungkan untuk sholat di masjid tiap hari Jum'at dan Kebaktian di gereja tiap minggu, Jika mereka Hindu sembahyanglah di Pura seperti biasa dan bawalah dupa - dupa itu ke dalam masjid. Jika mereka muslim sholatlah kalian di vihara tepat dihadapan Sang Budha di arah timur. Saya yakin cuma kebodohan yang sesat yang akan memberanikan diri mereka untuk menerima tantangan saya yang sangat tidak masuk akal. Begitupun gembar - gembor kaum sekuler yang sok ' melindungi kebebasan HAM' dan anti Islam! itu cuma bullshit!!!
Justru andaikan mereka pun benar - benar berani melakukannya cuma akan menambah daftar ketidakmampuan berfikir mereka, ketidak logisan jalan pikiran mereka selama ini. Bahwa mereka tidak menghormati satupun agama di dunia ini baik agama yang mereka anut maupun menghormati agama - agama lainnya. Saya pikir ini setingkat lebih bodoh dari Lia Aminudin dan Beghavan Sai Baba yang mengaku sebagai Tuhan.
Karena prinsip 'tidak semua agama itu benar'-lah yang membuat orang secara sadar dan tidak sadar memilih, memeluk dan mem-benar-kan agamanya sendiri. Bukankah itu juga yang menjadikan alasan seorang biksu tidak mau sholat
Apa sih Natal itu yang umat Islam tahu? apa yang menjadikan hari itu istimewa untuk kaum Nasrani? Bukankah tanggal kelahiran Yesus kita peringati di bulan ke 4 tahun Masehi? Bukankah Kenaikan Isa Almasih (Nasrani sebut hari Paskah) Terjadi di bulan Mei? Lalu apakah itu Natal? Bukankah hari itu merupakan hari dewa Matahari yang disembah kaum romawi?
Lalu bukankah lebih afdol jika melakukan ritual doa lintas agama, karena semua agama pada dasarnya kan baik dan mengajarkan kebaikan? Andai kata Tuhan hanya menyetujui salah satu agama dari semua agama di dunia bukankah doa kita terkabul karena semua agama hadir disana dan berdoa bersama? Setidaknya satu doa akan dikabulkan dengan cara itu?
Ini adalah pertanyaan dan pernyataan konyol yang pernah dilontarkan pada saya, jika pernyataan semua agama adalah baik dan mengajarkan kebaikan itu saya sangat setuju. Tapi persetujuan saya hanya sebatas sampai disitu karena semua agama pada dasarnya mengajarkan untuk berbuat baik, saling menghormati menyayangi, melarang perbuatan keji dan merugikan orang lain. Tapi saya katakan semua agama itu baik tapi tidak semua agama itu benar. Karena prinsip 'tidak semua agama itu benar'-lah yang membuat orang secara sadar dan tidak sadar memilih, memeluk dan mem-benar-kan agamanya sendiri. Bukankah itu juga yang menjadikan alasan seorang biksu tidak mau sholat walaupun tau gerakan sholat ternyata dapat menjadi terapi kesehatan? karena sholat tidak masuk dalam kurikulum sang Budha. Inilah mengapa banyak agama karena walaupun sama - sama mengajarkan kebaikan namun tidak bersumber dari kebenaran yang sama.
Dalam ajaran Islam bermacam agama bisa dibagi menjadi 2 yaitu agama Samawi dan Agama Bumi, Agama Samawi adalah Agama yang diturunkan lewat wahyu Tuhan lewat Malaikat dan kitab - kitabnya Yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Sedangkan sisanya adalah Agama Bumi seperti Hindu, Budha, Konghucu, Sinto dan sebagainya.
Nasrani dengan Trinitas-nya telah menyalahi Ke-Tauhidan Tuhan sekaligus mengingkari Bapak mereka sendiri yaitu Abraham
Agama bumi tidak dikenal oleh Allah SWT karena Allah tidak pernah mewahyukan satupun ayat pada mereka, dengan demikian tersisa 3 Agama yang bersumber dari Zat yang sama. Sementara itu prinsip ketiga agama Samawi adalah Agama Tauhid yang berarti meng-Esakan Tuhan, disinilah letak perbedaan selanjutnya dari ketiga Agama Samawi, Nasrani dengan Trinitas-nya telah menyalahi Ke-Tauhidan Tuhan sekaligus mengingkari Bapak mereka sendiri yaitu Abraham (Ibrahim) yang bersumpah bahwa Tuhanku adalah Allah yang tidak aku persekutukan dengan apapun. Lalu bagaimana mungkin setelah pengakuan Abraham muncullah 2 Tuhan lain (Roh Kudus dan Yesus) yang menjadi wujud lain Tuhan Abraham? Dengan demikian batal-lah kebenaran yang diakui Nasrani. Yahudi pun demikian dari Keturunan Isacc (Ishak putra Ibrahim) Mereka tidak segan - segan tidak hanya mengkafiri nabi mereka sendiri Musa AS tapi juga membunuh Nabi - nabi yang dikirimkan kepada mereka. Bahkan menolak syariat baru yang saat itu yang dibawa Isa Al Masih. Ketidakpatuhan terhadap perintah Tuhan ini yang membuat Yahudi menjadi bangsa terlantar selama puluhan Abad sampai pada hari ini menjajah tanah Palestina. Yang tersisa tinggal Islam sebagai agama terakhir yang diturunkan pada Muhammad keturunan Ismail(Samuel) putra Ibrahim. Disini ajaran Tauhid Ibraham tetap menjadi tempat yang paling dasar dari semua ajaran Islam, dan disinilah Allah meridhai Islam sebagai agama yang haq dimuka bumi.
Bagaimana agama Bumi? Secara pribadi saya tidak terlalu mengenal agama - agama itu karena memang tidak tercantum secara pasti dalam Al - Quran dan Sunnah. Tetapi yang saya lihat beberapa agama itu memiliki banyak kesamaan yaitu dengan mempercayai banyaknya dewa, tentu saja ini mengingatkan kita pada banyak peradaban dunia yang mengakui banyak dewa mulai Mesir Kuno, Arab Kuno, Mohenjodaro, Yunani dan Romawi, China sampai peradaban Aztec, Maya dan Inca di Amerika latin, semua mengakui adanya banyak dewa yang memiliki tugas masing - masing. Apakah ini adalah tanda bahwa agama - agama ini lahir bukan dari sumber Ke-Tuhanan melainkan bersumber dari kebutuhan peradaban? Adanya dewa kematian, dewa kehidupan, dewa Tertinggi, dewa pembawa rejeki, dewa perang, dewi bulan, dan lain lain. Seolah menyatakan bahwa mereka membutuhkan dewa - dewa sebagai figur pelindung terhadap apa yang sedang dan akan terjadi. Misalnya kebutuhan akan Dewa perang di Yunani dan Romawi, Dewi Isis penjaga kematian Mesir, dan Dewa Keberuntungan di Cina. Sebagai pelindung dan pengayom yang harus ditaati dan disembah supaya tidak menimbulkan gangguan yang tidak diinginkan, meskipun Hindu mengakui Sang Hyang Widhi dan Budha mengakui Sidharta Gautama sebagai Tuhan, tetapi umat hindu banyak menyembah dewa2 lain, seperti Syiwa, Wisnu, Brahma, saya kurang mengerti bagaimana strata dari 3 dewa hindu tersebut terhadap Sang Hyang Widhi apakah seperti konsep Trinitas atau konsep lain. Sementara Budha meski tidak menyembah dewa dewi tapi meyakini dan berdoa pada Kwan Im(mungkin saya terobsesi dengan film Sun Go Kong yang menyatakan banyaknya dewa dalam kisah perjalanan ke barat). Lalu benarkah dalam ajaran Budha jika seseorang berdharma sepenuh hati lalu bisa diangkat menjadi Budha? susah dibayangkan jika manusia yang baik akhirnya menjadi salah satu Budha(Tuhan) yang disembah pengikutnya. Apakah Budha / Syiwa adalah Tuhan bagi mereka jika benar mengapa Syiwa hanya bisa merusak? sedangkan Wisnu yang harus mengayomi? Benarkah manusia bisa menjadi Budha? Jika Syiwa / Budha bukan Tuhan lalu apa peran mereka dalam agama mereka? apakah sebagai Nabi yang mengajarkan/ Malaikat yang menjaga atau sesuatu yang baru yang saya belum tahu esensi kehadiran mereka di agama masing - masing?
Bukan saya bermaksud untuk tidak menghormati agama lain seperti Nasrani, Hindu dan Budha tetapi saya ingin mengungkapkan bahwa apapun agama yang berbeda dengan kita pasti kita akan menemukan kejanggalan - kejanggalan dalam ajaran mereka seperti yang saya rasakan terhadap agama - agama ini, mungkin begitu pula yang anda rasakan terhadapa ajaran Islam, namun jika anda menelusuri inti masing - masing ajaran anda akan menemukan satu agama yang hati nurani anda sendiri pun tidak akan mampu menyangkalnya. Satu agama yang anda tidak menemukan sesuatu yang bisa anda bantah, satu agama yang logika anda tidak bisa mengingkarinya, itu karena anda telah menemukan agama yang baik dan benar teruji dari segi kebaikan dan kebenarannya, dari orisinalitas dan kejernihan konsep, dari isyarat -isyarat kebenaran ilmu pengetahuan sampai solusi permasalahan di dunia ini. Karena anda tidak akan menemukan satupun sistem di dunia ini baik sistem agama, hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, yang mampu menyamai keunggulan, keluasan pengetahuan, kedalaman ilmu dan keniscayaan yang akan datang yang ada hanya di dalam sebuah sistem agama saja.
Jadi meskipun sama - sama baik dan mengajarkan kebaikan tetapi cuma satu agama yang benar cuma satu agama yang orisinil, yang tidak mengalami revisi dari sejak diturunkan, ditetapkan dan digunakan. Cuma satu agama yang benar dan diridhai Tuhan, Agama yang mengatur tata cara kehidupan manusia yang kompleks dari kelahiran sampai kematian, dari awal zaman sampai akhir zaman, yang mengatur cara bersosialisasi dengan dunia dan beribadah pada Tuhan, karena Tuhan cuma mau disembah dengan tata cara penyembahan sesuai yang Tuhan inginkan, yang Tuhan ajarkan lewat kalam-Nya. Dimana Dia tidak dipersekutukan dengan benda dan mahluk apapun di dunia ini.
Lalu jika tidak semua agama benar lalu bagaimana nasib orang - orang baik yang tidak tersentuh dakwah Islam yang mengajarkan kebaikan dan mencegah kemunkaran, tidakkah Tuhan berlaku tidak adil pada mereka?
Nabi Muhammad pernah ditanya oleh sahabat - sahabatnya siapakah mereka yang akan masuk surga? Mereka yang masuk surga adalah 3 golongan yaitu orang - orang muslim, para ahli kitab sebelum kedatanganku dan membenarkan Nabi mereka lalu terakhir sekelompok orang yang dalam hidupnya dipenuhi kebaikan, mencegah dirinya dari kemunkaran dan meyakini kebenaran Tuhan dengan tidak mempersekutukanNya dengan benda apapun.
Jadi untuk apa kita merayakan penyekutuan terhadap Allah SWT? Apakah ada Tuhan lain yang akan menerima kita jika Allah SWT menolak kita? akan lari kemanakah kita jika semua alam semesta dan isinya adalah milik Allah SWT? Adakah Tuhan lain?sedangkan semua adalah milik Allah. Rupanya kita semua umat muslim harus belajar kembali, memenuhi surau - surau dan majelis - majelis untuk menimba kembali ilmu Islam yang lama kita tinggalkan. Baik dari ulama, pemerintah dan rakyat biasa harus kembali melakukan kalibrasi ulang dirinya sendiri selama ini menggunakan pedoman Al Qur'an dan As Sunnah.
Posting Komentar untuk "Benarkah semua agama benar?"