Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Love is Never Flat

Tersebutlah ada seorang alim kaya raya yang mendirikan masjid megah di desanya, setelah masjidnya jadi, ia bermaksud sholat wajib disana, apa daya tidak ada seorangpun yang masuk masjid menunaikan sholat disana, kebanyakan warganya masih berada di pematang sawah dan kandang2 sapi, maka ia pun keluar halaman masjid untuk mengajak orang lain sholat berjamaah bersamanya,

Dilihatnya ada seorang tukang becak tengah tertidur pulas dibawah pohon beringin
"Njing, kesini ente, dasar kafir gak tau apa sekarang waktunya sholat malah enak2an tidur di becak"

Tukang becak itupun cuma bisa terkaget2 dan terbengong2 mendengar bentakan si alim.

"Sini ente, mumpung gak sampe mampus sholat dulu sana"

Tukang becak yang masih bengong pun hanya menurut masuk ke masjid dan mengambil air wudhu.

Baru satu orang, si alim tetap berdiri di pinggir jalan mencari jamaah yang lain, lewatlah motor cempreng anak SMA.

"Stop! stop!! stop!!!" Si alim berkacak pinggang menghentikan laju motor cempreng.
"Apa apaan nih tad? mo bunuh diri ye?"
"Bunuh diri mata lo! lo liat sekarang jam berapa? udah waktunya sholat, lagian motor cempreng aja lo bunyi2in ganggu orang2 disekitar lo ngerti enggak!"
"Trus mau lu apa tad?"
"Matiiin tuh motor masuk masjid sanah, ambil wudhu"

Si anak pura2 nurut, detik berikutnya dia langsung stater motor, ngebut dan ngacungin jari tengah sama si alim.

"Oooh anak setan, gak tau diri, disuruh tobat malah nambah maksiat!!!"

Beberapa saat gak ada lagi orang lewat, si alim pun masuk ke masjid bermaksud menunaikan sholat berjamaah sama tukang becak, ternyata sodara sodara, si tukang becak kali ini malah molor lagi di masjid dengan manisnya. Diapun nendang tukang becak yang lagi enak2 bermimpi di siang bolong.

"ente kira2 dong, ini masjid bukan kamar tidur, ayoo buruan sholat bareng gw, gw yang imamin ente!!!"

"sory tad, gara2 ustad kelamaan dijalan tadi aye udah sholat duluan, keburu waktunya abis"

*SIALAN*
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita di atas murni rekayasa gw, jadi klo kagak terima, silahkan misuh dimari, tapi setidaknya apa yang dituliskan di atas ini terinspirasi dari banyaknya orang2 alim yang merasa dirinya benar sendiri dan berhak menjudge orang2 yang dianggapnya bakal lebih duluan dicelupin ke neraka.

Seingatku, Islam itu indah dan mengajarkan keindahan, tapi terkadang umatnyalah yang membuatnya nampak tidak indah, karena sibuk terkotak2an dalam stigma akulah yang paling benar.

Sirloin steak bikinan koki terkenal sekalipun jika dihidangkan dengan cara yang kasar akan merusak selera, tetapi nasi pecel yang dihidangkan dengan senyuman dan rasa hormat akan membuat nasi itu memiliki nilai tambah di mata pelanggannya, bukan karena rasa-nya melainkan rasa yang sebenarnya.

Terkadang sesuatu yang benar dan baik, disampaikan dengan cara yang baik pun masih bisa membuat orang lain salah persepsi, apalagi disampaikan dengan cara tidak baik, tentu saja orang semakin antipati.

Dari cerita di atas, seandainya kita bertemu orang seperti si alim, apa yang akan kita lakukan? seperti tukang becak yang menurut karena dibentak? atau seperti anak SMA yang malah semakin mbalelo ketika dihadapi dengan cara2 kekerasan?

Dunia ini memang tidak sempurna, dunia ini memang tidak adil, masih banyak ketidakcocokan antara apa yang menjadi idealisme kita dan realita yang ada, tetapi bukan dengan cara memaksakan kehendak, melakukan justifikasi terhadap mereka yang berseberangan pada kita, bukankah Nabi juga mengajarkan kita agar bisa menjadi suri tauladan yang baik? lalu bagaimana orang akan mengikuti kita jika kita tidak bisa menjadi figur yang bisa dijadikan contoh oleh mereka?


Posting Komentar untuk "Love is Never Flat"